palu kota teluk: Walikota: Manajemen Sekolah Lemah

Senin, 11 Agustus 2008

Walikota: Manajemen Sekolah Lemah

PALU - Walikota Palu Rusdy Mastura mengatakan, terjaringnya puluhan siswa yang berkeliaran pada jam belajar di tempat umum oleh aparat satuan Polisi Pamong Praja (Pol-PP) Kota Palu akibat lemahnya pengelolaan manajemen sekolah.
''Kalau ada pelajar yang terjaring razia pada jam-jam belajar, itu artinya manajemen sekolah yang dipertanyakan, kalau tidak ada kegiatan dalam kelas mau apa siswa,'' katanya Senin (11/8).
Menurut Walikota, secara umum kualitas pengelolaan sekolah masih terdapat banyak persoalan. Namun persoalan itu tidak bisa diselesaikan dengan serta merta. Tapi, harus dengan bertahap tapi pasti. Serta komitmen seluruh elemen untuk merubah keadaan ini.
“Kondisi inilah yang ingin saya ubah. Tapi tidak bisa sendirian. Harus menjadi komitmen kita bersama untuk merubahnya, saya hanya memulai perubahan itu,” ujarnya.
Pada dasarnya walikota mendukung razia pelajar yang berkeliaran di tempat umum pada jam-jam belajar. Menurutnya, hal itu untuk meningkatkan kedisiplinan, tidak hanya bagi siswa, melainkan juga kepada pengelola sekolah untuk lebih memperbaiki kulitas manajemen.
Kepal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Palu, Triyono mengatakan dari delapan siswa tersebut, enam siswa diantaranya duduk di kelas satu, dua orang lainnya dari kelas dua.
Kata Triyono, setelah dicek kepada masing-masing guru kelasnya, delapan siswa tersebut belum masuk ke kelas. Tapi sudah sempat masuk ke lingkungan sekolah.
Menurut Triyono, dengan adanya kasus terjaringnya delapan siswanya. Ia akan lebih meningkatkan pembinaan terhadap siswanya. Pembinaan juga akan lebih ditingkatkan terhadap para guru.
''Saya juga akan memperketat pengawasan, dalam hal ini yang dilaksanakan pihak keamanan sekolah. Termasuk proses perijinan keluar masuk lingkungan sekolah,'' ucapnya.
Triyono menolak penilaian, sejumlah siswanya akibat lemahnya manajemen di sekolahnya. Ia berdalih, dengan jumlah siswa yang mencapai 1.600 orang pelajar. Tidak mungkin bisa diawasi seluruhnya secara intens.
''Jumlah itu kan tidak mencapai dua persen dari keseluruhannya. Ini kan hanya kejadian insidentil,'' dalihnya.
Triyono menambahkan, secara umum mendukung razia pelajar oleh Satpol-PP. Tapi harus dilakukan dengan konsisten. ''Akan lebih baik jika razia tidak ganya dilakukan terhadap pelajar. Tapi juga kepada pemilik rental PS, untuk tidak menerima pengunjung siswa pada jam belajar.
''Pemahaman juga harus diberikan kepada pemilik rental PS untuk menolak pengunjung pelajar pada jam belajar. Selain itu tempat-tempat umum, seperti warnet juga harus dihimbau untuk tidak menerima pengunjung pelajar pada jam belajar,'' harapnya. (joko)

Tidak ada komentar: