palu kota teluk: Feature: Anggur, Gampang Dirawat Manis Buahnya

Senin, 11 Agustus 2008

Feature: Anggur, Gampang Dirawat Manis Buahnya

Anggur, siapa yang tak kenal dengan buah yang dikenal akan kesegaran rasa dan warnanya. Tidaklah berlebihan jika sastrawan menjadikan buah Anggur menjadi simbol kenikmatan dunia, dan musisi dangdut kenamaan, Meggy Zakaria membahasakan anggur sebadai sesuatu yang melenakan kita perasaan, dengan lirik lagunya berjudul Anggur Merah.
Ternyata, Kota Palu yang dikenal cuacanya yang panas menyengat justru jadi daerah yang disukai tanaman anggur, hal ini dibuktikan pengakuan beberapa warga yang masih mempertahankan anggur di halaman dan kebun mereka.
Ketua RT II/RW I kelurahan Boyaoge kecamatan, Arfan menuturkan, sekitar tahun 1982-1985 tiap hampir semua halaman rumah dan kebun warga kelurahan memiliki tanaman buah anggur, namun akibat keterbatasan pengetahuan bercocok buah anggur, awal tahun 1990-an akibat pemakaian pupuk secara berlebihan, tanaman anggur mereka mengalami over dosis, mengalami penurunan produktifitas besar-besaran dan mati.
Pada era pemerintahan gubernur Aziz Lamadjido, warga dihimbau untuk untuk kembali menggalakan penanaman anggur, selain memberikan bantuan berupa bibit gubernur pada waktu itu juga memberikan bantuan berupa penyuluhan.
Namun tidak mendapat respon baik dari warga, salah satu alasannya ketidaksabaran warga menunggu masa panen yang membutuhkan waktu minimal selama satu tahun.
Menurut Arfan hingga saat ini Pemerintah Kota Palu dalam hal dinas pertanian dan perkebunan, masih berusaha mendekati warga untuk kembali mengalakkan buah anggur.
Beberapa warga yang masih mempertahankan Tanaman buah anggur, mengaku tidak kesulitan untuk merawat sehari-hari, tanaman anggur juga berfungsi untuk penghijauan dan pelindung halaman rumah.
Secara ekonomis tanaman buah anggur dapat menjadi investasi jangka panjang, didukung kecocokan dengan cuaca panas Kota Palu, juga tahan terhadap serangan hama.
Arfan mengaku per pohonnya, jika dirawat dengan baik, hasil buahnya antara dua puluh hingga tiga puluh kilogram, yang harganya antara limabelas hingga Rp20 ribu perkilogram.
Melihat kuantitas pohon dan peluang pasar yang terus berkembang, apalagi pasca dibukanya Mall Tatura, saat ini kebutuhan anggur warga kota Palu belum bisa terpenuhi.
Saat ini, Arfan dan beberapa rekannya sesama petani anggur yang masih memiliki puluhan pohon anggur, mengaku kewalahan memenuhi kebutuhan pasar di Kota Palu, ia mersa bersyukur masih memiliki puluhan pohon anggur, sebab dapat sebagai penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, apalagi harga barang kebutuhan sehari-hari yang terus naik ini. “Alhamdulillah, meskipun butuh waktu cukup lama minimal empat bulan dari bunga hingga masak buahnya, tapi sangat membantu menambah penghasilan,” ungkap Arfan.
Anton, warga jalan Bakuku yang juga masih memiliki puluhan pohon anggur, berharap pemerintah dapat membantu petani anggur untuk membuat terobosan dengan mengolah anggur menjadi barang jadi seperti bahan jadi minuman segar, dengan begitu hasil penjualan juga lebih besar. “Lebih bagus lagi kalau petani di fasilitasi dengan tehnologi pengolahan anggur menjadi bahan jadi, salah satunya menjadi minuman segar,” harapnya.
Seorang penikmat anggur, Hasna mengatakan keunggulan anggur Boyaoge adalah ukuran buahnya yang besar-besar, “Dulu kelurahan Boyaoge dipenuhi pohon anggur, sekarang sudah sangat kurang,’’ ungkapnya.(joko)

Tidak ada komentar: